Jumat, 20 April 2012

ekspedisi dempo 1

langkah awal pukul 5 sore tanggal 5 april 2012, di depan sanggar bakti pramuka universitas sriwijaya ku dengan seperangkat cariil yang telah berisi perlengkapan yang semalam tlah disiapkan. kurang lebih dengan berat 25 kg. langsung ku menuju bis telaga biru yang telah menanti di tepi jalan. ku sangat senang dan trus tersenyum hingga barang terlempar di atas bus dan ku masuk dan duduk di samping obel. obel teman saya satu prodi di unsri yang slalu dengan saya.

laju bus langsung tancap gas menuju kota pagar alam yang di situlah letak perrjuangan pertama yang akan buat pengalaman yang trus saya idamkan. tawa serta ledekan selalu terserang buat kawan yang selalu salah kata dan sikap. ya namun yang sering saya ledek adalah saudara ira. kawan cewek yang turut ikut dalam perjalanan. dia slalu saya ledek agar bisa duduk sama saya, namun si obel tidak setuju, malah memutar kata agar saya dengan dia yang bertukar tempat duduk dan dia duduk dengan obelia.

hm......
cukup satu jam perjalanan, dan sebelum adzan magrib bis berhenti di suatu rmah makan pertama di prabumulih. saya dan teman-teman langsung turun dan membeli makan malam karena perut kami sudah keroncongan. karena untuk lebih menyimpelkan pembelian nasi bungkusnya jadi saya mewakili kawan-kawan untuk membelinya. saya juga smua yang melunasinya.... setelah saya selesai obel dan katek langsung menghampiri saya dan juga dolpin. namun apa yang bsaya perkirakan selalu tak sesuai. semua hanya mengambil nasi tanpa mengganti uang yang di pakai untuk membeli sampai sekarang selain obel. niat kami mau makan i rumah makan tersebut namun apa yang terjadi..........?
panggiulan untuk bus arah pagar alam tlah memanggil para penumpangnya karena akan segera berangkat. aduh....!!!! capek deh.....
belum makan tapi udah brangkat bisnya . gak tau ternyata saya kadang gak bisa makan nasi dalam bis karena akan menunjang saya untuk mabok dalam bis. dan akhirnya saya putuskan untuk menunda makan sampai temapat turun nanti.
tapi untuk onbel dolpin dan katek langsung menyantap nasi bungkusnya... hap spuluh menit langsung habis. namun mer4eka makan harus dalam keadaan gelap2an karena lampunya di matikan oleh sopir busnya karena silau kalau dihidupkan.
hahahhahahahahha
saya tertawa kesenangan karena melihat si dolpin dan si katek saling bersahutan muntahanya. hahahhahahahahahahahahhaha
dan saya lebih suka mengganggu ulat bulu yang mulai terkantuk.... dan saya mencoba membuat dia tidak tertidur karena saya super usil deh....
hehehehehhehehe

bersambuang mau main bola dulu.....

Jumat, 10 Februari 2012

tugas fistum gue

yang kita tau, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/osmosis-dan-penyerapan-zat-pada-tumbuhan.pdf
tentang difusi-osmosis padatumbuhan

permasalah 2

hutan di anggap sebagai paru2 bumi, sehingga keberadaan hutan selalu di pertahankan. karena hutan yang baik dan asri alami akan lebih baik peranya dalam tugasnya sebagai paru2 bumi yang sehat, di bandingkan hutan yang sudah rusak dan gersang. hutan juga berfungsi sebagai pengatur suhu lingkungan melalui [proses transpirasinya.
hal ini berhubungan langsung dengan hubungan tumbuhan dan air.


permasalahan 3

pada suatu percobaan menggunakan 2 tabung yaitu tabung A dan B. kedua tabung di pisahkan dan di batasi oleh kran, dan masing2 tabung diisi dengan empat macam konsentrasi yang berbeda. tabung A(O2=0,25PPM, H2=1,5ppm, N2=170ppm & CO2=3,5ppm) dan tabung B (O2=0,05ppm, H215ppm, N2=0 & CO2=35ppm)
maka hal yang akan terjadi jika kran tersbut di buka, maka akan terjadi proses difusi sehingga pada gas yang berkonsentrasi tinggi akan bergerak ke dalam gas yang memiliki konsentrasi yang lbih rendah dan akan berhenti setelah keadaan konsentrasi kedua tabung akan seimbang dan setara satu sama lainya.
1. pada tabung A gas yang bersifat hipertonis adalah O2 dan N2 dan yang bersifat hipotonis adalah H2 dan CO2. sedangkan yang terjadi hipertonis dan hipotonis pada tabung B adalah kebalikan dari tabung A. karena konsentrasi gas yang lebih tinggi yang terjadi pada tabung A selalu lebih rendah di tabung B, begitu pula sebaliknya.
2. Difusi yaitu perpindahan molekul atau ion dari daerah berkonsentrasi tinggi kedaerah berkonsentrasi rendah. jadi gas yang mengalami difusi dari tabung A ke tabung B adalah O2 dan N2. karena kedua konsentrasi gas tersebut lebih tinngi di bandingkan yang ada pada tabung B. sehingga konsentrasi O2=0,25 akan bergerak ke tabung B yang memiliki konsentrasi O2=0,05. begitu pula pada gas N2
3. sedangkan gas yang akan berdifusi dari tabung B ketabung A adalah H2=15ppm dan CO2=35ppm akan bergerak dan berdifusi ke tabung A yang memiliki konsentrasi H2=1,5ppm dan CO2=3,5ppm hingga konsentrasi kedua tabung tersebut samayaitu hingga konsentrasi H2=8,25 dan CO=19,25ppm
4.konsentrasi gas pada kedua tabung setelah mengalami difusi adalah O2=0,15ppm,
H2=8,25ppm
N2=85ppm
CO2=19,25ppm

5. tidak, karena pada proses difusi gas hanya bisa terjadi bila terjadi perbedaan konsentrasi ion atau molekul gas yang terkandung. jadi jika tidak ada perbedaan konsentrasi, maka tidak akan terjadi perpindahan.


permasalah 4
seorang siswa melakukan percobaan dengan tabung u yang pada tengahnya diberi sekat semi permiabel, sehingga terbagi menjadi dua bagian, yaitu A & B. pada A diisi dengan larutan sukrosa 0,25 % dan yang B di isi dengan larutan sukrosa 0,5% dengan volume yang sama.
maka yang akan terjadi pada larutan tersebut adalah mengalami proses osmosis,Osmosis adalah perpindahan air dari larutan berkonsentrasi rendah kelarutan berkonsentrasi tinggi melalui selaput semipermiabel,Osmosis adalah perpindahan air dari larutan berkonsentrasi rendah
kelarutan berkonsentrasi tinggi melalui selaput semipermiabel. sehinngga larutan H20 akan bergerak dari tabung A ke tabung B. karena konsentrasi H2O pada tabung lebih rendah. dan mengakibatkan permukaan larutan pada tabung A lebih rendah di bandingkan tabung B. dan jumlah konsentrasi akhirnya pada tabung A & B menjadi sama.
1.pada larutan tersebut yang di sebut zat terlarut adalah sukrosa dan zat pelarutnya adalah H2O atau air.
2. larutan yang memiliki konsentrasi lebih tiinggi adalah H2O pada tabung A dan tabung B , karena pada konsentrasi air pada tabung A dan B mencapai 99,75% dan 99,5%.dan . dan sisanya adaalah sukrosa.
3. larutan A yang memiliki kadar air lebih tinggi karena bsa kita ktahui melalui konsentrasi larutan sukrosa 0,25% yang menunjukkan bahwa 99,75% adalah kadar airnya. sedangkan yang lebih rendah kadar airnya yaitu pada tabung B yaitu hanya 99,5%saja.
4.hipotonik= larutan B.
karena kadar air lebih rendah di bandingkan larutan A.
hipertonik= larutan A.

5, terjadi difusi pula pada air(H2O) yang berperan sebagai pelarut. arah difusinya adalah dari larutan A ke B.

Senin, 06 Februari 2012

materi zoaver 2011

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/194808181974121-NONO_SUTARNO/HAND_OUT_ZOOIN_1.pdf

Sabtu, 22 Oktober 2011

model-model pengembangan kurikulum

. Model-model Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum sendiri dapat dilihat sebagai proses membuat keputusan program dan memperbaiki produk keputusan tersebut yang di dasarkan pada kontinuitas evaluasi (Wiwik dalam Oliva 1992:160). Pengembangan kurikulum ialah pada adanya kontinuitas evaluasi. Kaitannya dengan suatu sistem pendidikan dan sistem pengelolaan yang dianutnya. Sukmadnata (1977:161) mengungkap ada beberapa model pengembangan kurikulum, yaitu:
a. The administrative model, merupakan model yang gagasan pengembangannya datang dan para administrator dan menggunakan prosedur administrasi
b. The grass roots model merupakan model yang inisiatif pengembangannya datang dan pengajar atau sekolah.
c. Beauchamps system. merupakan model yang dikembangkan oleh Beauchamp dengan mempertimbangkan lima aspek yakni (1) arena (2) personalia (3) organisasi dan prosedur (4) implementasi dan (5) evaluasi.
d. The demonstration model, merupakan model grass roots berskala kecil, yang dilakukan secara formal ataupun kurang formal.
e. Taba’s inverted model, model pengembangan yang bersfat induktif.
f. Rogers’s interpersonal relations model merupakan model pengembangan kurikulum dilihat dan perkembangan dan perubanan inclividu
g. The systematic action-reaserch model, model yang didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan perubahan sosial.
h. Terakhir emerging technical models, suatu model pengembangan kurikulum yang dipengaruhi oleh perkembangan iptek serta nilai efisiensi dan efektivitas dalam bisinis.
Model serupa dari penjelasan di atas adalah
1. Model Tyler
Pengembangan kurikulum model Tyler dapat ditemukan dalam buku yang berjudul Basic Principle of Curriculum and Intruction yang menyatakan bahwa model pengembangan kurikulum lebih bersifat bagaimana cara merancang suatu kurikulum, sesuai dengan tujuan dan misi instituisi pendidikan. Dengan demikian model tyler ini hnaya memberikan dasar- dasar pengembangannya saja.
Menurut Tyler ada 4 yang dianggap fundamental untuk mengembangkan kurikulum, yaitu :
1) Menentukan Tujuan
Dalam penyusunan suatu kurikulum, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama dan utama , sebab tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan
2) Menentukan Pengalaman Belajar
Menentukan pengalaman belajar (learning experiences) adalah aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Ada beberapa prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa, yaitu :
- Pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
- Setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswa.
- Setiap rancangan pengalaman siswa belajar sebaiknya melibatkan siswa.
- Dalam suatu pengalaman belaajr dapat mencapai tujuan yang berbeda
3) Mengorganisasi Pengalaman Belajar
Merancang suatu kurikulum adalah mengorganisasikan pengalaman belajar baik dalam bentuk unit mata pelajaran, maupun dalam bentuk program. Langkah pengorganisasian ini sangatlah penting, sebab denangan pengorganisasian yang jelas akan memberikan arah bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar yang nyata bagi siswa.
Ada dua jenis pengorganisasian pengalaman belajar, yaitu :
- Pengorganisasian secara vertikal
Pengorganisasian secara vertikal adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam satu kajian yang sama dalam tingkat yang berbeda.
Contoh : Pengorganisasian pengalaman belajar yang menghubungkan antara bidang geografi di kelas lima dan geografi di kelas enam.
- Pengorganisasian secara horisontal
Pengorganisasian secara horisontal adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam bidang geografi dan sejarah dalam tingkat yang sama.
2. Evaluasi
Proses evaluasi merupakan langkah yang sangat penting untuk mendapatkan informasi tentang ketercapaian tujuan yang telah ditetapakan. Evaluasi memegang peranan sangat penting, sebab dengan evalusi dapat ditentukan apakah kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah atau belum. Ada dua aspek yang perlu diperhatikan sehubungan dengan evaluasi , yaitu;
- Evaluasi harus menilai apakah telah terjadi perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
- Evaluasi sebaiknya menggunkan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu tertentu.
Model Taba
Model laba menitik beratkan kepada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagi suatu proses perbaikan dan penyempurnaan. Lima langkah pengembangan kurikulum model terbalik dari Taba adalahs sebagai berikut.
1. Menghasilkan unit _ unit percobaan ( pilot unit ) melalui langkah langkah:
- Mendiagnosis kebutuhan kebutuhan
- Memformulasikan tujuan
- Memilih isi
- Mengorganisasi isi
- Memilih pengalam belajar
- Mengorganisasi pengalaman belajar
- Menentukan alat evaluasi serta prosedur yang harus dilakukan siswa
- Menguji keseimbnagan serta prosedur yang harus dilakukan siswa.
2. Menguji coba untit ekperimen untuk memperoleh data dalam rangka menentukan validitas dan kelayakan penggunaanya
3. Merevisi dan mengonsolidasikan unit – unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh dalam uji coba.
4. Mengembangkan keseluruhan kerangka kurilulum.
5. Implementasi dan disemilasi kurikulum yang teruji.
Model Oliva
Model Oliva menggambarkan bahwa kurikulum harus bersifat simpel, komprehensif dan sistematik. Menurut Oliva tampak model pengembangan kurikulum terdiri dari 10 komponen, yaitu :
- Perumusan filosofis, sasaran, misi serta visi lembaga pendidikan, yang kesemuanya bersumber dari analisis kebutuhan siswa, dan kebutuhan masyarakat
- Analisis kebutuhan masyarkat di mana sekolah itu berada, kebutuhan siswa dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan oleh sekolah.
- Tujuan umum dan khusus bagaimana mengorganisasikan rancangan dan mengimplementasikan kurikulum
- Bagaimana menjabarkan atau perbedaan antara tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran
- Menetapkan strategi pembelejaran untuk mencapai tujuan
- Pengembangan kurikulum
- Mengimplementasikan strategi pembelajaran
- Pengembangan kurikulum kembali
- Menyempurnakan alat atau teknik penilaian
- Evaluasi terhadap pembelajaran dan evalusi kurikulum
Model Beauchamp
Model Beauchamp dinamakan sistem Beauchamp kare diciptakan dan dikembangkan oleh Beauchamp seorang ahli kurikulum. Beauchamp mengemukakan lima langkah dlam proses pengembangan kurikulum
1. Menetapkan wilayah atau arena yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum.
2. Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses pengembangan kurikulum.
3. Menetapkan prosedur yang ditempuh, yaitu dalam hal merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memilih isi dan pengalaman belajar serta menetapkan evaluasi.
4. Implementasi kurikulum.
5. Melaksanakan evaluasi kurikulum yang menyangkut ;
· Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru di sekolah
· Evaluasi terhadap desain kurikulum
· Evaluasi keberhasilan anak didik
· Evaluasi sistem kurikulum
Model Wheeler
Menurut Wheeler, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang membentuk lingkaran. Proses pengembangan kurikulum terjadi secara terus-menerus. Wheeler berpendapat, pengembangan kurikulum terdiri atas lima tahap, yakni :
1. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus.
2. Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakaukan oleh siswa untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam langkah pertama
3. Menentukan isi atau materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman belajar.
4. Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi belajar.
5. Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan.
Model Nicholls
Menurut Nicholls, ada lima langkah pengembangan kurikulum , yaitu :
1. Analisis situasi
2. Menentukan tujuan khusus
3. Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran
4. Menentukan dan mengorganisasi metode
5. Evaluasi
Model Dynamic Skilbeck
Menurut Skilbeck model ini diperuntukkan untuk setiap guru yang ingin mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Langkah – langkah pengembangan kurikulum adalha sebagai berikut :
a. Menganalisis situasi
b. Memformulasikan tujuan
c. Menyusun program
d. Interpretesi dan implementasi
e. Monitoring, feedback, penilaian, dan rekontruksi.
2. Prinsip – prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Sesuai dengan Permendiknas, no 22 tahun 2006 tentang standar isi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah dengan berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan pengembangan integritas pribadi, kecerdasan spiritual, keterampilan berpikir (thingking skill), kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan keterampilan vokasional.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian kurikulum dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g. seimbang antar kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan global, nasional, dan lokal harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan perkembangan era globalisasi dengan tetap berpegang pada motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selasa, 18 Oktober 2011

Kingdom Plantae
Makhluk Hidup • Eukariotik • Multiseluler • Autotrof • Klorofil • Keanekaragaman Hayati
Tumbuhan berspora
Bryophytina
Bryophyta • Marchantiophyta • Anthocerotophyta
Pteridophyta
Psilophyta • Lycophyta • Spenophyta • Pterophyta





LUMUT DAUN (Bryopsida sp)
2.1Klasifikasi
Klasifikasi lumut hati
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Spesies : Bryopsida sp


  • .Pengertian

Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru.
Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.
Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks. Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun.Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan tutup atau operculum. Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae. Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur anatomi sporogoniumnya. Anak kelas Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai roset yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh perpanjangan ujung batang yang namanya pseudopodium. Andreaeidae mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu dengan membentuk 4 katup. Anggota Bryidae yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu Nematodonteae dan Arthrodonteae.Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar. Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting. Protonema sekunder ialah protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema sekunder dapat terbentuk individu yang lebih banyak.


Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.


  • Ciri-ciri

Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis.
Secara lengkap ciri-ciri yang dimilik lumut daun yaitu:
fase dominannya adalah fase gametofit
Akarnya belum berupa akar, masih berupa rhizoid
reproduksi vegetatif dengan spora, generatif dengan arkegonium yang menghasilkan ovum dan anteridium yang menghasilkan sperm.
Mempunyai struktur spt akar (rizoid) dan struktur spt daun.
Sporofit pd umumnya lebih kecil, berumur pendek, dan hidup tergantung pada gametofit.
tubuhnya mempunyai struktur yg mirip batang, daun, dan akar, ttpi tdk mempunyai sel/jaringan dan fungsi spt pada tumbuhan tingkat tinggi
gametofit dibedakan dgn 2 tingkatan, yaitu protonema yg berbntk benang dan gametofora yg berupa tumbuhan lumut
sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofiksis, kapsul, gigi peristom, dan kaliptra
spora terdiri 2 lapisan, yaitu endospora dan eksospora, habitatnya pada tempat lembab


  • Tempat hidup

Lumut daun dapat tumbuh diatas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerakpun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut ini dapat juga kita jumpai diantara rumput-rumput, diatas batu-batu cadas, pada batang pohon dan cabang-cabang pohon, dirawa-rawa, tetapi jarang didalam air.


  • Susunan tubuh

Tumbuhan tersusun dari sumbu (batang), daun, dan rizoid multiseluler. Daun tersusun dalam 3 sampai 8 baris. Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu batang pada lumut daun biasanya menunjukkan diferensiasi menjadi epidermis korteks, dan silinder pusat.
Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporogonium terdiri dari kaki, tangkai dan kapsul. Gigi peristoma terdapat satu atau dua deret melingkari lubang diujung kapsul.
2.6 Perkembangbiakan
Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus seperti pada jungermaniales juga dinamakan periantum.
Alat-alat kelamin itu dikatakn bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat baik arkogenium dan dinamakn berumah dua jika kumpulan arkegonium dan anteredium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan parafisis.


  • PERANAN

a)Fungsi
-Memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons).
-Bisa digunakan sebagai ornament tata ruang.
-Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapass, jika Spagnum ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan menjaga kelembaban tanah.

b)Manfatat
lumut ini dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga Usnea dipakai untuk obat diare atau sakit perut dengan cara direbus.. Sementara dari marga lumut spagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata.

Rabu, 05 Oktober 2011

morfologi bunga

Mangifera indica (flower)




klasifikasi ilmiah :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Anacardiaceae
Genus: Mangifera
Spesies: Mangifera indica L.